Alhamdulillah saya ucapkan terimakasih atas dukungan terhadap sikap politik saya selaku pribadi. Betapapun saya adalah muslim. Memang anatara kemusliman dan kedirian saya sulit dipisahkan, apakah pendapat pribadi saya sama juga suara hati muslim Papua lainnya, adalah sesuatu yang belum pernah jelas diketahui sampai detik ini.
Tapi ada banyak hal dari saran dan masukannya, Tuan Hammad Abdurraheem Asad , agar saya hati-hati bersuara keras dalam tulisan sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga saya. Inilah manfaatnya bagi saya, jika suatu persaudaraan yang diikat oleh iman islam. (Laayu'min ahadukum hattaa yuhibbu akhihi kamaa yuhibbu linafsihi; HR. Bukhori Muslim) Artinya : "Tidaklah beriman seseorang, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri".
Semua nasehat dan pengalaman sangat bermanfaat, dan saya pada akhirnya lebih jauh mengetahui bahwa Tuan Hammad Abdurrahim Asad adalah seorang pejuang dan aktifis islam internasional yang luar biasa atas nasib dan penderitaan sesama muslim didunia adalah kekaguman sekaligus penghargaan saya atasnya.
Berapa kali saya sengaja mengirim ke redaksi kabarpapua, jawaban saya dengan sedikit menambah atau mengurangi, beberapa pertanyaan Tuan Hammad sebelum ini, misalnya tentang suku Mukoko. Semoga juga yang lain masyarakat Papua yang 250 suku bangsa juga agar tahu tentang budaya Jayawi Jaya (Lembah Balim).
Memang tulisan saya beresiko, tapi saya harus tetap menulis dan mengatakannya, karena itulah ajaran islam yang saya pahami; (Qulil haq Walau kaana muron) Artinya : "Katakanlah olehmu tentang kebenaran walaupun pahit (akibatnya)". Masyarakat saya kalau tidak saya menulis atau mengatakannya, mereka tidak akan tahu kalau diri mereka dalam proses kepunahan (genosida), pembodohan, pengurasan harta kekayaannya, mereka dieksploitasi oleh suatu kekuatan multinasional bernama Indonesia dan kawan-kawannya.
Sebagai akibatnya saya harus tetap menulis dengan gaya dan nada demikian. Karena bagi saya walau mungkin bukan pada masyarakat muslim seluruhnya, arah dan perubahan sebagai akibatnya dari penulisan saya. Tapi lebih penting adalah bahwa saya tetap memegang pada nilai kebenaran universal islam sendiri yaitu "Ta'muruna bilma'ruf wayan hawna 'anil fakhsyaai walmunkar", daripada diam membiarkan kedholiman yang dilakukan oleh kaum muslim (Indonesia) sendiri.
Mengatakan yang benar walau pahit akibatnya adalah lebih penting bagi saya sebagai hamba Allah ta'ala, yang misi utamanya hadir dimuka bumi sebagai kholifah dengan kewajiban menjalankan ibadah; "Wamaa Kholaqtul jinna wal insana illa liya'budun", Artinya : "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-KU"). Oleh sebab itu apapun yang sudah terjadi (saya menulis keras) maupun bagaimana nanti sepenunhnya saya serahkan kepada Allah ta'ala. Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirobbil'alamin.
Demikian dulu jawaban saya, terimakasih sekali lagi mengingatkan.
Billahitauqu walhidayah Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Saudaramu
Ismail Asso
Bapak Si Adam wrote:
Assalaamu alaikum,
Apa kabar? Dan keluarga Saudara, bagaimana?
Mungkin Saudara bertanya, apa pendapat Hammad mengenai status Papua. Sampai saat ini saya belum mengatakan apa-apa mengenai pendapat pribadi saya. Hanya saja saya mengatakan “tulisan Anda sangat menarik.” Namun saya kira sudah waktunya untuk menjelaskan pendapat pribadi saya mengenai tulisan Saudara. Jadi begini, secara pribadi, saya sependapat dengan Saudaraku Ismail. Saudara Ismail benar. Yang terjadi di Papua tidak bisa diterima. Masyarakat Papua berhak tinggal damai seperti orang lain di dunia. Ini fakta yang tidak bisa disangkal. Inilah pendapat pribadi saya.
Akan tetapi yang saya khawatirkan adalah keadaan Saudaraku Ismail sendiri. Kadang-kadang tulisan Saudara sangat Kontroversial. Saya kuatir Saudara akan ditangkap, dipenjarakan dan malahan disiksakan. Saya prihatin tentang keluarga Saudara. Jangan sampai dipenjarakan seperti yang terjadi terhadap saya. Ya, betul,……. saya pernah dipenjarakan. Marilah saya jelaskan.
Saya sebelumnya mengamati dunia Muslim dengan cermat. Waktu itu saya menulis keras mengenai keadaan Muslim di berbagai Negara. Saya sangat mendukung semua gerakan Islam di dunia. Boleh dikatakan bahwa pada waktu itu saya berkelompok garis keras seperti Saudara saat ini. Lalu apa tanggapan Pemerintah Amerika terhadap saya? Saya bersama 15 orang teman saya ditangkap dan dijeblos ke penjara! Saya dituduh pemerintah Amerika sebagai pendukung teroris, yakni mereke mengatakan bahwa saya pernah mendukung gerakan Pembebasan Islam di India, tepatnya di Kashmir . Saya mendapat hukuman 4 tahun. Di antara teman-teman saya, ada yang dihukum seumur hidup di penjara. Yang lebih parah lagi, beberapa teman saya menjadi mata-mata supaya hukuman mereka akan dikurangi.
Kami semua ditangkap bukan karena apa yang kami lakukan, melainkan karena apa yang kami katakan atau tuliskan. Jangan lupa bahwa suasana politik di Amerika sesudah serangan sebelas September begitu tidak enak untuk Muslim Amerika. Kalau mencari di internet, Saudara akan menemui begitu banyak artikel mengenai kami. Untuk informasi Saudara, nama penuh saya adalah Hammad Abdur-raheem Asad. Asad adalah nama keluarga saya. Nama saya biasanya ditulis sebagai Hammad Abdur-raheem. Walaupun kebanyakan artikel tentang kasus saya ditulis dalam bahasa Inggeris ada satu artikel saja yang tertulis dalam bahasa Indonesia . Artikel ini saya mengutip dari situs Pikiran Rakyat, bertanggal Sabtu, 06 Maret 2004
“…Mereka yang dituntut atas tuduhan itu adalah Masoud Khan, Hammad Abdur-Raheem, dan Seifulla Chapman. Mereka diadili di Pengadilan Distrik Alexandria , Virginia . Khan dan Abdur-Raheem akan divonis pada 4 Juni mendatang dan Chapman pada 11 Juni.
Terdakwa yang dituduh hari ini juga terkait dengan kelompok ekstremis Lashkar-e-Taiba, yang beroperasi di Pakistan dan Kashmir (daerah sengketa di perbatasan India-Pakistan, -Red). Mereka juga punya hubungan dengan jaringan al-Qaeda," jelas Ashcroft seraya menambahkan, mereka yang diajukan ke pengadilan terkait dengan kasus Virginia ini seluruhnya berjumlah 11 orang.”
http://www.cageprisoners.com/prisoners.php?id=1348
Saya memperingatkan Saudaraku Ismail karena pengalaman saya sendiri. Tolong berhati-hati. Jangan sampai dipenjarakan.
Tapi ada banyak hal dari saran dan masukannya, Tuan Hammad Abdurraheem Asad , agar saya hati-hati bersuara keras dalam tulisan sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga saya. Inilah manfaatnya bagi saya, jika suatu persaudaraan yang diikat oleh iman islam. (Laayu'min ahadukum hattaa yuhibbu akhihi kamaa yuhibbu linafsihi; HR. Bukhori Muslim) Artinya : "Tidaklah beriman seseorang, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri".
Semua nasehat dan pengalaman sangat bermanfaat, dan saya pada akhirnya lebih jauh mengetahui bahwa Tuan Hammad Abdurrahim Asad adalah seorang pejuang dan aktifis islam internasional yang luar biasa atas nasib dan penderitaan sesama muslim didunia adalah kekaguman sekaligus penghargaan saya atasnya.
Berapa kali saya sengaja mengirim ke redaksi kabarpapua, jawaban saya dengan sedikit menambah atau mengurangi, beberapa pertanyaan Tuan Hammad sebelum ini, misalnya tentang suku Mukoko. Semoga juga yang lain masyarakat Papua yang 250 suku bangsa juga agar tahu tentang budaya Jayawi Jaya (Lembah Balim).
Memang tulisan saya beresiko, tapi saya harus tetap menulis dan mengatakannya, karena itulah ajaran islam yang saya pahami; (Qulil haq Walau kaana muron) Artinya : "Katakanlah olehmu tentang kebenaran walaupun pahit (akibatnya)". Masyarakat saya kalau tidak saya menulis atau mengatakannya, mereka tidak akan tahu kalau diri mereka dalam proses kepunahan (genosida), pembodohan, pengurasan harta kekayaannya, mereka dieksploitasi oleh suatu kekuatan multinasional bernama Indonesia dan kawan-kawannya.
Sebagai akibatnya saya harus tetap menulis dengan gaya dan nada demikian. Karena bagi saya walau mungkin bukan pada masyarakat muslim seluruhnya, arah dan perubahan sebagai akibatnya dari penulisan saya. Tapi lebih penting adalah bahwa saya tetap memegang pada nilai kebenaran universal islam sendiri yaitu "Ta'muruna bilma'ruf wayan hawna 'anil fakhsyaai walmunkar", daripada diam membiarkan kedholiman yang dilakukan oleh kaum muslim (Indonesia) sendiri.
Mengatakan yang benar walau pahit akibatnya adalah lebih penting bagi saya sebagai hamba Allah ta'ala, yang misi utamanya hadir dimuka bumi sebagai kholifah dengan kewajiban menjalankan ibadah; "Wamaa Kholaqtul jinna wal insana illa liya'budun", Artinya : "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-KU"). Oleh sebab itu apapun yang sudah terjadi (saya menulis keras) maupun bagaimana nanti sepenunhnya saya serahkan kepada Allah ta'ala. Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirobbil'alamin.
Demikian dulu jawaban saya, terimakasih sekali lagi mengingatkan.
Billahitauqu walhidayah Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Saudaramu
Ismail Asso
Bapak Si Adam
Saudaramu Hammad di Amerika