Ahad, 10 April 2011

BRUTALITAS DAN TIDAK TOLERAN TERHADAP PEMELUK AGAMA YANG MINORITY ADALAH PENYAKIT KEMANUSIAAN TERFATAL

 
RUMAH KAUM DHUAFA YANG DIJAUHKAN DARI PEMBENDAHARAAN NEGARA
ANDAIKATA BANGSA WEST PAPUA BEBAS DARI PENJAJAHAN
INDONESIA LALU DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN YANG ADIL
RATA-RATA RUMAH RAKYAT SEPERTI INI

Bismillaahirrahmaanirrahiim



MAAFKAN SAYA KALI INI TERPAKSA MEMBEBERKAN KETIMPANGAN
WAHABI  DAN SYSTEM DESPOTIK
SEBAGAI PENYAKIT UTAMA KEMANUSIAAN
DISEBABKAN MEREKA TERLALU RADIKAL TERHADAP
KAUM MINORITY DAN KAUM DHUAFA
hsndwsp 
(Acheh - Sumatra)


Yang seperti ini namanya bukan Sunni tetapi Wahabi. Sungguhpun mereka tidak mengaku Wahabi, yakinlah itu ciri-ciri Wahabi tidak siap berbeda paham dengan komunitas lain. Dimana saja penduduk suatu negara mayoritas Wahabi, ulama mereka menjadi penyokong nomor wahid terhadap penguasa, biarpun penguasa tersebut despotic. Tugas utama mereka memberikan fatwa untuk melanggengkan kekuasaan majikannya (System Taghut Zalim) sebagaimana kita saksikan di Timur Tengah sekarang, ulama Wahabi berfatwa haram hukumnya melawan penguasa yang masih shalat. Mereka juga berfatwa secara langsung kepada penguasa tertentu seperti fatwa mereka, haram melawan Muammar Gaddafi yang juga despotic. Hal tersebut bertenta ngan dengan info dari Allah swt:

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (QS. 107:4) (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. 107:5) dan orang-orang yang berbuat riya # (QS. 107:6)

# Riya ialah melakukan suatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Bagaimana mungkin benarnya shalat rezim yang despotik dimana mereka tidak tunduk patuh kepada Allah tetapi tunduk patuh kepada thaghgut.

Di zaman sekarang rakyat sudah sadar bahwa itu agama Yaziddin, pembantai keluarga Rasulullah. Rakyat di negara negara yang penguasanya menggunakan ulama Wahabi sebagai tulang punggungnya, dapat dipastikan bahwa rakyat hidup menderita ekonomi secara mayority. Ketika timbul kesadaran rakyat untuk menggu lingkan penguasa, ulama Wahabi siap "membius" kaum dhuafa atau rakyat di akar rumput bahwa haram hukumnya melawan penguasa yang masih shalat, apa lagi sudah beberapa kali Naik Haji dimana pertunjukan haji juga dipimpin oleh ulama wahabi. "!Kemiskinan itu ujian Allah buat kita untuk menggapai Surga kelak. Untuk mencegah kezaliman penguasa, berdoalah kepada Allah dengan do'a Tolak Bala".

Bagaimana caranya tuan Bal'am? "Telungkuplah tangan kalian ketika berdoa agar Allah menjauhkan kalian dari mala petaka". Bal'am menambahkan lagi "Doa itu adalah senjata orang mukmin". Begitulah tipu muslihat ulama gadongan hingga rakyat mayoritas dapat terlena kecuali muncul Ulama warasatul ambya ditengah-tengah mereka hingga rakyat memahami bahwa pendukung rezim despotic itu bukan ulama tetapi badut-badut yang berpenampilan ulama. Mereka memakai jubbah Rasulullah tetapi isi kepalanya adalah Amru bin Ask, sipenipu licik dalam sejarah Islam. Justeru itulah rakyat di Timur Tengah begitu lama berada dalam sekapan penguasa zalim dengan dukungan ulama Wahabi atau dikenal juga secara filosofis sebagai ulama "Bal'am".

Kebrutalan suatu komunitas mayority terhadap komunitas minority seperti Wahabi di Indonesia terhadap minority Ahmadiah adalah kesalahan yang sangat fatal dalam beragama. Artinya itu tidak mencirikan mental orang mukmin. Betapa terkutuk perbuatan seperti itu sampai ketingkat membakar Mesjidnya. Ironisnya lagi kaum Wahabi itu seringkali menuduh Syiah meng kafir kan pihak lain, padahal justeru merekalah yang sering meng kafir kan pihak lain. Coba lihat bagaimana ketika mereka dalam kondisi brutal meng kafir kan pengikut Ahmadiah di Indonesia:;"Usir, mereka itu kafir", demikian kita dengar berkali-kali disiarkan oleh TV Aljazeera. Kami Syiah pantang meng kafir kan orang lain kecuali pihak lain duluan meng kafir kan kami. Kalau mau lihat ukuran suatu komunitas, lihatlah di negara-negara yang mayority Syiah, adakah mereka meng kafir kan komunitas minority? Realitanya di Republik Islam Iran dan Irak Syiah bersaudara dengan Sunni non Wahabi dan dengan non Islam sekalipun, namun Wahabi yang minoritas di negara yang Pemimpinnya orang Syiah, mereka berlaku hypocrite.

Ada satu hal teramat penting untuk digaris bawahi bahwa semua pemeluk agama memiliki "perasaan yang sama". Sekali lagi kita ulang "Perasaan yang sama" dalam beragama. Artinya setiap pemeluk agama meyakini persis bahwa "agama merekalah yang benar". Ini perlu digaris bawahi, kenapa? Sebab perasaan ini sering disalah tafsirkan oleh orang yang keliru dalam memahami hakikat bera gama. Mereka beranggapan bahwa "semua agama itu sama". Anggapan seperti ini sering dilontarkan oleh orang-orang "tinggi" pendidikannya di Indonesia. Esensi daripada perasaan semua pemeluk aga ma sama adalah, bahwa keyakinan orang Sunni merekalah yang benar, keyakinan orang Syiah mereka lah yang benar, keyakinan orang Ahmadiah merekalah yang benar, keyakinan orang Kristian mereka lah yang benar, keyakinan orang Hindu merekalah yang benar, demikianlah seterusnya dan seterusnya.

Semua pemeluk agama yang berbeda satu sama lainnya hidup bersaudara dalam negara manapun. Demikianlah seharusnya bukan menganggap orang yang berbeda agama atau mazhab dengan kita sebagai musuh. Musuh dari komunitas agama apapun sesungguhnya adalah rezim despotic. Rezim despotiklah akar permasalahan kemanusiaan di planet Bumi ini. Musuh orang Islam bukan Kristian atau Budha dan Hindu tetapi rezim zalim seperti regime - regime yang sedang digulingkan oleh rakyatnya masing-masing di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kezaliman regime-regime itulah yang merupakan penyakit dari segala penyakit kemanusiaan. Musuh Sunni bukan Syiah dan bukan Ahmadiah seperti di Indonesia tetapi MUI sendiri yang menjadi tulang punggung setiap penguasa yang menguasai kekayaan rakyat jelata. Makanya jangan heran ketika MUI berfatwa hanya Ahmadi ah saja yang sesat tetapi tidak pernah berfatwa pejabat yang korup itu sebagai pencuri berdasi.

MUI itu juga tidak memahami hakikat Surah al Maidah ayat 44, 45 dan 47, kenapa? Sebabnya mereka sudah tertutup mata hati disebabkan terlalu lama bersatupadu dengan penguasa yang menzalimi hak kaum dhuafa. Lihatlah kaum dhuafa Indone sia di kawasan-kawasan kumuh yang kerap rumah mereka digusur tanpa mendapat ganti rugi yang layak. Sementara DPR pun diam seribu satu bahasa. Lihatlah kaum Dhuafa Indonesia di gubuk-gubuk derita dan juga di Acheh - Sumatra sementara rumah-rumah DPR mentreng dan hidup diatas penderitaan rakyat jelata. Lihatlah kaum dhuafa Indonesia yang tinggal di bawah titi kota Metropolitan. Apakah mereka semua bukan pemilik kekayaan negara Indonesia? Mengapa badut-badut itu tidak pernah sadar sampai banyak masyarakat Dunia yang menamakan Indone sia sebagai Republik Maling? Kenapa tidak pernah berfatwa tentang kezaliman majikan mereka?

Kembali ke persoalan pokok tadi:
Apabila kita baca buku-buku Kristian disana pasti kita temukan keterangan-keterangan yang menyatakan agama Islam itu sesat, demikian juga apabila orang Kristian membaca buku-buku orang Islam pasti akan menemukan penjelasan-penjelasan bahwa agama kristian itu sesat. Kalau kita baca buku-buku agama Hindu atau Budha juga akan kita temukan penjelasan-penjelasan bahwa agama yang lain sesat. Inilah esensi daripada perasaan pemeluk setiap agama itu sama. Apa bila orang non Syiah membaca blog Acheh Karbala mereka juga akan menemukan penjelasan-penjelasan yang tidak menyenangkan mereka. Secara ideology lazimya ahli agama tidak membahas semua agama sesat dalam buku-buku mereka tetapi hanya agama yang dianggap besar kemungkinan dapat mempengaruhi pengikut agama mereka sajalah yang perlu dibeberkan, kenapa? Sebabnya agama yang diketahui mayoritas pengikutnya tidak benar hanya buang-buang waktu saja untuk mengupas kesesatannya.

Dari itu saya menghimbau kepada setiap ahli agama dan pengikutnya, janganlah anda menjadi brutal kepada pemeluk agama atau aliran yang berbeda dengan pemahaman anda ketika anda baca keterangan yang tidak mengenakkan perasaan anda di dalam buku-buku mereka atau di dalam site-site mareka. Sebabnya itu adalah keyakinan dari setiap pemeluk agama. Logisnya anda juga membahas hal-hal yang bertentangan dengan pemahaman agama pihak lain di buku-buku anda atau di site-site anda, itu adalah hak anda yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Ini berlaku bagi orang-orang yang memahami hakikat "toleransi". Apabila kita tidak memahami hakikat ini, sungguh terjadi pertumpahan darah dimana-mana disebabkan perbedaan agama, kenapa? Sebabnya di setiap negara sekarang ini tiidak pernah ada lagi penduduknya yang terdiri dari satu saja agama mereka. Dengan kata lain setiap negara penduduknya terdiri dari orang-orang yang berfariasi agamanya.

Baru-baru ini di Jerman ada pejabat yang berkampanye bahwa Islam itu berbahaya. Namun realita nya di Jerman itu ada orang kristian sendiri yang memprotes kekeliru an pejabat tersebut, bahkan ada juga pejabat lainnya tidak pernah setuju dengan pernyataan pejabat sebelumnya. Rakyat Jerman yang membela kaum Muslimin type masyarakat yang toleran. Mereka memahami persis bahwa di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim, Kristian adalah minoritas. Logikanya kalau pejabat mereka dibenarkan berpikiran seperti itu, di negara yang penduduknya mayority Muslim juga akan bertindak serupa terhadap kaum minority. Apabila kondisi seperti itu dibenarkan, kacaulah semua negara -negara di planet Bumi ini.

Kemudian lihat lagi di AS, juga sering muncul baik dari pejabat maupun dari masyarakat biasa demiki an negatif anggapan mereka terhadap pemeluk Islam tetapi banyak juga masyarakat biasa yang beraga ma Kristian membela kaum Muslimin dan bahkan dari kalangan pejabat juga ada yang tidak setuju pikiran yang tidak toleran pejabat yang lain terhadap kaum Muslimin. Apa yang pernah terjadi di Jerman, AS dan juga di Perancis, sering juga muncul di negara-negara lainnya perasaan yang tidak toleran tersebut. Seperti di Inggeris baru-baru ini, malah Kameron sendiri pernah salah paham terhadap pemeluk agama lain, namun cepat teratasi ketika muncul pihak lainnya yang beragama Kristian yang toleran sesama pemeluk agama yang berbeda.

Baru baru ini saya mendapat info dari Acheh - Sumatra bahwa ada aliran sesat hingga mereka berlaku sadis terhadap pihak yang dianggap sesat itu, persis seperti wahabi di Pulau Jawa, Indonesia yang sangat brutal terhadap pengikut Ahmadiah yang minority. Ketika seseorang menanyakan kepada saya, benarkah mereka itu sesat? Saya katakan bahwa pihak yang mengatakan kepada minority itu sesat, sesat juga. Salahnya pihak yang mayoritas tersebut ketika mereka berlaku arogan dan brutal terhadap pihak yang dianggap sesat itu. Saya ini insya Allah Syiah Imamiah 12, pastinya meyakini 100 persen bahwa agama sayalah yang benar sebagaimana uraian saya diatas sebagai perasaan setiap pemeluk agama. Sebaliknya saya juga tidak marah ketika membaca buku-buku mereka yang menganggap Syiah sesat. Yang tidak dapat dibenarkan membeberkan kesesatan pihak lain secara langsung dalam bermasyarakat, apa lagi berlaku arogansi dan brutalitas yang atau sesungguhnya dipicu oleh pemahaman yang salah dalam beragama atau sering juga disebut fanatik buta.

Andaikata suatu komunitas membuat pengajian tentang suatu agama yang kita anggap sesat menurut keyakinan kita, bijaksanakah kita berlaku brutal terhadap mereka?. Seharusnya kita juga membuat pengajian menurut keyakinan kita sendiri. Ini mencirikan agama kita siap berkompetisi. Tetapi andaikata kita tidak siap berkompetisi, terindikasi agama kita tidak benar, kenapa musti menuduh pihak lain sesat secara brutal, lalu menghalalkan berbagai cara demi tercapai ambisi kita yang keliru. Andaikata sempat terbunuh seorang saja dari komunitas yang kita anggap sesat tersebut, seluruh komunitas kita akan menerima kerugian yang sangat fatal dari Allah swt. Hal ini sesuai dengan info dari Allah swt sendiri:

"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain 411, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya 412. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan menusia semuannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (keterangan-keterangan) yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu 413 sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS. 5:32)

Realitanya memang selalu muncul sikap yang tidak toleran sesama pemeluk agama yang berbeda, apalagi dipicu oleh orang jahat yang berlaku fitnah. Misalnya ada orang Islam yang membakar mesjid ketika mereka berlaku zalim terhadap orang Kristian, misalnya. Tujuan jahat orang tersebut agar dianggap masyarakat ramai, orang Kristian yang bakar Mesjid tersebut, hingga terjadilah pertikaian yang sangat disesali. Demikian juga terkadang pihak non Islam membakar tempat ibadah mereka dengan harapan agar masyarakat mayoritas non Islam salah paham kepada minoiritas Islam. Tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi kalau pemerintah suatu negara adil terhadap pemeluk agama manapun. Pemimpin di Suatu system negara yang benar bukan saja melindungi masyarakat seagama dengan mereka tetapi juga terhap pemeluk agama apapun, tetap berlaku adil. Dalam system negara seperti itu dapat dipastkan bahwa kekayaan negara benar-benar milik siapa saja yang menjadi warga negara tersebut bukan hanya isapan jempol tetapi realitanya . Konsekwensinya setiap warga menda patkan finansialnya secara adil.

Banyak juga negara yang senantiasa kalimat "kekayaan negara milik rakyat" selalu terdengar di mulut penguasa dan konco-konconya tetapi hanya sebatas teory John Loock saja, sementara realitanya rakyat mayoritas hidup menderita ekonominya. Logikanya ekonomi atau finansial adalah faktor utama yang menentukan aman tidak nya rakyat dalam suatu negara, kenapa?. Ketika seluruh rakyat mendapatkan haknya dari pemerintah mereka, semua orang tua sanggup menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke Perguruan Tinggi, apa lagi kalau biaya pendidikan gratis sejak dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi serta dilengkapi lagi dengan Pustaka Keliling yang juga gratis. Pabila kondisi masyarakat atau rakyat seperti itu, membuktikan bahwa kekayaan negara benar-.benar milik rakyat sedangkan pemerintah merupakan wakil rakyat dalam hal mengatur dan mengelola kekayaan negara. Rakyat yang berfariasi agamanya pasti tolesan dan tidak pernah ribut, sebab semua mereka pasti mendapat pelajaran toleransi secara mantap di hampir jenjang pendidikan sekolah mereka. Penjelasan seperti ini dapat anda baca di http ini:


Kita tutup tulisan ini dengan kalam Allah swt: "Lakum diinukum waliadin" yang artinya "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" (QS, 109 : 6) (hsndwsp, Acheh - Sumatra)

Komunitas NU Protes Pengusiran Syiah di Sampang
Komunitas Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) yang berpusat di Jawa Timur menyatakan keprihatinannya atas diskriminasi atas kelompok Syiah di Sampang. Koordinator Presedium JIAD, Aan Anshori ketika dihubungi IRIB menjelaskan, "JIAD adalah komunitas independen yang melibatkan para santri, masyarakat NU dan aktivis LSM di Jawa Timur. Komunitas didirikan untuk menentang segala bentuk diskriminasi."

Sebagaimana dirilis situs resmi JIAD, komunitas ini mengeluarkan pernyataan yang menyikapi peristiwa yang terjadi di Sampang. Berikut ini adalah pernyataan pers JIAD: Siaran Pers Jaringan Islam Anti Diskriminasi Jawa Timur Terkait Pengusiran Komunitas Syi'ah di Desa Karang Gayam Omben Sampang Madura Siaran Pers Jaringan Islam Anti Diskriminasi Jawa Timur
No. 19/JIAD/IV/2011

Setelah kelompok Ahmadiyah, kini target persekusi atas nama keyakinan kembali menimpa komunitas Syiah di desa Karang Gayam Omben Sampang. Sebanyak lebih dari 100 warga Syiah terancam diusir dari desa tersebut karena dianggap sesat. Upaya teror dan intimidasi berupa penyesatan kerap diterima komunitas tersebut.

Kondisi warga Syiah Sumenep semakin terancam saat salah satu anggota Badan Silaturahmi Ulama Madura (BASRA) KH. Kholil Halim mendesak agar kelompok Syiah kembali ke ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah mainstream. Jika desakan tersebut tidak dipatuhi, BASRA memberikan 2 opsi kepada komunitas Syiah; pertama meminta agar meninggalkan Sampang tanpa disertai ganti rugi lahan/asset apapun. Kedua, akan dilakukan persekusi terhadap komunitas Syi'ah.

Menyikapi hal tersebut, Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mengecam keras aksi intoleransi yang dilakukan oleh MUI, BASRA dan kelompok-kelompok lain terhadap komunitas Syiah. Upaya meng-Ahmadiyah-kan Syiah merupakan gerakan sistematis dari kelompok yang anti-Pancasila dan berniat mengganti ideologi bangsa ini menjadi berkiblat pada keyakinan tertentu. Di Jawa Timur gerakan ini setidaknya telah beberapa kali melakukan penyerangan terhadap komunitas Syiah antara lain di Bondowoso (2008), Sampang (2007), dan terakhir di Pasuruan (2011)

2. Mendesak kepada Kapolda Jawa Timur, Irjend (Pol) Untung S Radjab untuk secara sungguh-sungguh memberikan jaminan keamanan terhadap warga Syiah dan harta benda mereka serta segera menangkap aktor intelektual dibalik serangkaian penyerangan terhadap komunitas Syiah di Jawa Timur.

3. Menuntut kepada Gubernur Jawa Timur dan Bupati Sampang agar bersungguh-sungguh konsekuen menjalankan amanat konstitusi dalam memberikan jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan di Jawa Timur dan Sampang.

4. Meminta kepada PWNU Jawa Timur untuk segera melakukan upaya preventif agar konflik sunni-syiah tidak meluas

5. Mendesak kepada seluruh elemen di wilayah Sampang untuk mengedepankan dialog dalam masalah ini untuk merumuskan solusi yang tidak melanggar hak asasi dalam beribadah/berkeyakinan.

Surabaya, 8 April 2011
Aan Anshori
Koordinator Presidium
(IRIB/AR/PH)



If NATION ACHEH - SUMATRA FREE FROM COLONIALISM
INDONESIA AND THEN LED BY THE LEADER OF FAIR
AVERAGE HOUSE PEOPLE LIKE THIS
(see the picture above)


Bismillaahirrahmaanirrahiim




FORGIVE ME THIS TIME FORCED TO DISCLOSE INEQUALITY WAHHABI 
AND SYSTEM DESPOTICDISEASE AS A MAJOR HUMANITARIAN
CAUSED THEM TOO BRUTAL TO MINORITY 
AND DHUAFA COMMUNITY
hsndwsp
(Acheh - Sumatra)


Who like this name but not the Sunni Wahhabi. Although they did not confess Wahhabis, believe that the characteristics of different unprepared Wahhabi understanding with other communities. Where are the majority population of a country Wahhabis, the scholars they become advocates topnotch against the ruling, although the despotic ruler. The main task they gave a fatwa to preserve the authority employer (System taghut wrongdoers), as we witnessed in the Middle East now, berfatwa unlawful Wahhabi clerics against the rulers who are still praying. They also berfatwa directly to areas such as fatwas their ruler, illegitimate against Muammar Gaddafi who was also despotic. This is bertenta with the info from God Almighty:

"So woe to those who pray, (Surah 107:4) (They are) those who are neglectful of prayer. (Surah 107:5) and those who do riya # (Qur'an 107:6)

# Riya is doing a charitable deed not to seek pleasure of Allah but to seek praise or notoriety in the community. How might actually pray that despotic regime in which they are not submissive to God, but Muslims submitted to thaghgut.

In these days people are already aware that it Yaziddin religion, family butcher Messenger. People in those countries that rulers use the Wahabi clerics as a spine, you can bet that the economic suffering of the people living in mayority. When people's consciousness to arise menggu Lingkan ruler, Wahhabi clerics prepared to "anesthetize" the poor or the people at the grass roots that the haram ruling against rulers who still pray, what has several times Naik Hajj pilgrimage in which the show also led by Wahhabi clerics. "! Poverty is a test of God for us to reach Heaven someday. To prevent tyranny of rulers, pray to God with prayer Reject Bala".

How do I master Balaam? "Telungkuplah your hands when praying that God will keep you from mala disastrous". Balaam added another "Prayer is the weapon of the believers". Such trickery cleric gadongan until the majority of people appear to fall asleep unless warasatul ambya Ulama in their midst until people understand that supporting despotic regime that is not religious but clowns who look scholars. They wear jubbah Prophet but the contents of his head is' Amr bin Ask, sipenipu cunning in Islamic history. That's precisely the people in the Middle East was delayed in sekapan despotic ruler with the support of Wahhabi clerics also known philosophically as scholars "Balaam."

A community mayority brutality against minority communities such as the Wahhabis in Indonesia against the minority Ahmadiah is a fatal error in religion. This means that it does not characterize the mentality of believers. What a cursed act that way until the level of burn mosque. Ironically again the Wahhabis were often accused the Shia infidels to his other hand, when precisely they who often had not disbelieve others. Let's see how when they were in brutal conditions to his followers Ahmadiah infidels in Indonesia:; "Drive away, they were infidels," as we heard repeatedly broadcast by Al Jazeera TV. We Shia infidels abstinence to someone else unless the other party first to disbelieve us. If you want to see the size of a community, look at the countries that mayority Shiite, is there not disbelieve them to minority communities? The reality in the Islamic Republic of Iran and Iraqi Shiite brothers with non-Wahhabi Sunni Muslims and with non-even, but the Wahhabis are a minority in a country where Shiites Its leader, they apply hypocrite.

There is one very important thing to be underlined that all religions have "the same feelings." Once again we reset "the same feeling" in religion. This means that every religious believer believes exactly that "they were the true religion." It should be underlined, why? Because these feelings are often ill-interpreted by the wrong people in understanding the nature of religion. They assume that "all religions are the same." This feeling has always asked by people "higher" education in Indonesia. The essence of all religions rather than feeling the same is, that belief they are true Sunnis, Shiites belief they are correct, the belief they were the right people Ahmadiah, Kristian belief they are true, the Hindus belief they are correct, so on and so forth.

All religions are different from each other brothers live in any country. So should not assume people of different religions or sects with us as an enemy. The enemy of any religious community is actually the despotic regime. Regime despotiklah root causes of humanity on planet Earth. The enemy is not Muslims or Buddhists and Hindus Kristian but despotic regimes like the regime - a regime is overthrown by his people each in the Middle East and North Africa. Regimes-regimes that tyranny which is a disease of all diseases of humanity. Shiite and Sunni enemies instead Ahmadiah not like in Indonesia, but the MUI itself which formed the backbone of any authority that controls the wealth of the commoners. So do not be surprised when MUI berfatwa Ahmadi just ah just a misguided but never berfatwa corrupt officials as thieves tie.

MUI also do not understand the nature of Surah al Maidah verse 44, 45 and 47, why? Why they had closed the eyes of the liver caused by too long bersatupadu with rulers who menzalimi rights the poor. Look at the poor in Indonesia worth slum areas who often have their homes demolished without adequate compensation. While the House was silent a thousand and one language. Look at the Dhuafa Indonesia in shacks on the anguish and also Aceh - Sumatra while the House mentreng homes and live above the suffering of ordinary people. Look at the poor who lived in Indonesia under the titi Metropolitan city. Are they all not the owner of the Indonesian state property? Why is it clowns never realized until many people are calling World vain as the Republic of Indonesia Burglar? Why not have berfatwa about their employer tyranny?

Back to the main question was:
When we read the books would we find there Kristian remarks stating that the Islamic religion heretical, so if people read books Kristian Muslims would find the explanations that Christianity was false. If we read religious books of Hindu or Buddhist also will we find the explanations that other religions are false. This is the essence rather than feelings of followers of every religion are the same. What if the non-Shiite Karbala Acheh read blogs they will also find explanations that do not please them. The ideology lazimya religious scholars do not discuss all the false religions in their books but the only religion that is considered most likely to influence followers of their religion alone that needs to be explained, why? Why religion is known to the majority of his followers are not really just a waste of time to peel kesesatannya.

From that I appeal to every religion and its followers expert, do not you become brutal to the followers of different religions or flow with your understanding when you read the information that you feel uncomfortable in their books or on the sites to them. Why it is the belief of every religious believer. Logically you can also discuss things that are contrary to the understanding of religions other parties in your books or on your sites, it is your right that can not be contested by any party. This applies to people who understand the nature of "tolerance". If we do not understand the nature of this, it happens everywhere bloodshed caused by religious differences, why? Why in every country now has no more tiidak population that consists of a single one of their religion. In other words each country population consists of people who berfariasi religion.

Recently in Germany there are officials who campaigned that Islam is dangerous. But the reality was in Germany that there are people who protest against Kristian own mistakes of officials, even some other officials did not agree with the previous official statement. German people who defend the Muslim community that is tolerant type. They understand perfectly well that in countries whose population predominantly Muslim, Kristian is a minority. The logic is they are justified when officials think that, in countries where the population is also Muslim mayority will act similar to the minority. If such conditions are justified, kacaulah all countries on planet Earth.

Then look again in the U.S., also frequently appear both from officials and from ordinary citizens demiki negative opinion of them against Muslims but also many ordinary people of many different ma Kristian defend the Muslims and even among the officials who did not agree there is also an intolerant mind other officials against the Muslims. What ever happened in Germany, the United States and also in France, often also appear in other countries that are not tolerant to these feelings. As in England recently, even Kameron himself has misunderstood people of other faiths, but quickly resolved when it appears the other party that is tolerant of religious Kristian fellow followers of different religions.

Recently, I got the info from Acheh - Sumatra that have a cult until they apply sadistic to those who are considered heretical, just like the Wahhabis in Java, Indonesia is a very brutal against the followers of the minority Ahmadiah. When someone asks me, really they were misled? I said that the party told the minority were misled, misguided, too. Harm in the majority party when they apply arrogant and brutal toward those who considered it heretical. God willing I am Shia Imamiah 12, certainly believe 100 percent that I was the true religion as my description above as the feeling of every religious believer. Conversely, I also do not get angry when I read those books that consider Shiites heretical. That can not be justified to expose error other party directly in the community, what else applies arrogance and brutality that or actually triggered by a wrong understanding of religion or often also called a blind fanatic.

If a community make a recitation of a religion that we think is misguided according to our beliefs, we are wise to brutal force against them?. We should also make the study according to our own beliefs. It characterizes the religion we are ready to compete. But if we are not ready to compete, indicated our religion is not true, why should accuse others of heresy and brutally, and justifies a variety of ways to achieve our ambitions are wrong. Suppose it had killed one of the communities that we think is false, the entire community we would receive a fatal loss of God Almighty. This is consistent with info from God Almighty himself: Therefore we set (a law) for the children of Israel that whoever kills a human being, not because the man (kill) another person 411, or for spreading mischief in the land , then as if he had killed all mankind 412. And those who preserve the life of Man all of them. And verily came unto them Our Messengers with (descriptions) are clear, then many of them after that 413 really exceed the limits in doing mischief in the land. (Surah 5:32)

The reality does not always appear tolerant attitude among followers of different religions, let alone driven by evil people who slander apply. For example there are Muslims who set fire to the mosque when they apply unjustly against Kristian, for example. The purpose of these evil people to be busy people, people who burn Kristian Mosque, until there was a dispute that is very regretted. Similarly, sometimes the non-Muslim places of worship burned them in the hope that non-Muslim majority society to minoiritas misunderstand Islam. Such tragedy will never happen if the government of a country fair to the adherents of any religion. A leader in the true state system not only protects people but also their co-religionists with terhap followers of any religion, remains to be fair. In countries such systems can dipastkan that the country's wealth really belongs to those who become citizens are not only groundless, but the reality. Consequently every citizen getting a fair financial.

Many also state that always the phrase "national treasure belongs to the people" always sound at the mouth of the ruler and the sidekick, but only limited konconya Theory John Loock only, while the majority of the living reality of the people suffering economy. The logic of economics or finance is the main factor that determines it is safe no people within a country, why?. When all people get their rights from their government, all the parents could send their children to college, what more if the cost of free education since from elementary school up to university and comes back with a Mobile Library which is also free. Sovereign, when the condition of society or people like that, prove that the true state-.benar wealth belongs to the people while the government is representative of the people in terms of set up and manage state assets. People who berfariasi religion must tolesan and never noisy, because all they would have learned the lesson of tolerance is well established in almost their school education. Explanations like this can be found at this http:


We close this paper with the word of Allah swt: "Lakum diinukum waliadin" which means "To you your religion and to me my religion" (Qur'an, 109: 6) (hsndwsp, Aceh - Sumatra)

NU Community Protest Expulsion Shia in Sampang
Community Anti-Discrimination Islam Network (JIAD) based in East Java expressed concern over the discrimination against the Shia group in Sampang. Coordinator Presedium JIAD, Aan Anshori when contacted IRIB explains, "JIAD is an independent community that involves the students, the NU community and NGO activists in East Java. The community was founded to oppose all forms of discrimination."

As JIAD released the official site, this community issued a statement addressing the events that occurred in Sampang. The following is a press statement JIAD:
Press Release Network Anti-Discrimination Islamic East Java Community Related Expulsion Shiites in the village of Karang Gayam Omben Sampang Madura
Press Releases Anti-Discrimination Islam Network in East Java
No. 19/JIAD/IV/2011

After the Ahmadis, are now targets of persecution in the name of faith again struck Shiite community in the village of Karang Gayam Omben Sampang. A total of more than 100 Shias expelled from the village is threatened because it is considered heresy. The efforts of terror and intimidation in the form of misdirection is often accepted that community.

Conditions of Shias Sumenep increasingly threatened when one member of the Ulama of Madura Gathering (Basra) KH. Halim Kholil urged Shiite group returned to the teachings of mainstream Islam Ahl al-Sunnah wal Jamaat. If pressure is not kept, Basra provides 2 options to the Shiite community, the first request for leave Sampang without compensation of land / assets of any kind. Second, there will be persecution of the Shiite community.

In response, Islamic Network Anti-Discrimination (JIAD) East Java declared attitude as follows:

1. Strongly condemned intolerance made by the MUI, Basra and other groups against the Shia community. Efforts to his Shiite-Ahmadiyya is the systematic movement of the group's anti-ideology Pancasila and intend to change this nation to be oriented in a particular belief. In East Java, this movement at least had made several attacks on Shiite communities, among others, in Bondowoso (2008), Sampang (2007), and the last in Pasuruan (2011)

2. Insist the East Java police chief, Irjend (Pol) Lucky S Radjab to seriously provide security guarantees against Shiite citizens and their property and the immediate arrest of intellectual actor behind the series of attacks on Shiite community in East Java.

3. Demand that the Governor of East Java and Sampang Regent serious consequences for running the constitutional mandate to provide guarantees freedom of religion / belief and Sampang in East Java.

4. Ask PWNU East Java for immediate preventive efforts for Sunni-Shiite conflict is not widespread

5. Urge to all elements in the Sampang to promote dialogue on this issue to formulate a solution that does not violate the rights of worship / belief.

Surabaya, 8 April 2011
Anshori aan
Presidium Coordinator
(IRIB / AR / PH)