ANDAIKATA SYSTEM ISLAM TIDAK MUNCUL, ESENSI ISLAM TERGUSUR TANPA DISADARI SECARA EVOLUSI
Muhammad al Qubra
ACHEH - SUMATRA
SESUNGGUHNYA ISLAM ITU BERSYSTEM SEBAGAIMANA DIAPLIKASIKAN DI NEGARANYA SALMAN AL FARAISI,
NEGERI BERHIMPUNNYA KETURUNAN NABI
MUHAMMAD SAWW
Ketika itu al qubra murid kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri, masih terngiang-ngiang ditelinga kita orang Acheh, kalimat-kalimat tajam Tayyeb Adami yang Marxist-Sosialis sejati itu: "Tadjak bak geusjik lagee bohpik hana sagoe, tadjak bak tjamat lagee bu leukat hana teumpoe, tadjak bak bupati lagee keudidi keuneng gandoe, tadjak bak guberno lagee lumo pruet hana troe, tadjak bak presiden lagee sitangen hana woe-woe, tadjak bak tantra lagee geulawa kajee meuduroe, tadjak bak pulisi lagee keubiri meuadee lam uroe". Jadi kesemuanya itu menggambarkan ketidak pedulian pemimpin dan kaki tangannya kepada rakyat jelata sementara Ideology Markist Sosialis sebaliknya sangat peduli kepada rakyat jelata. Justru itu rakyat jelata Acheh khususnya ketika itu sangat mendukung dan antusias mendengarkan pidato-pidato Tayyeb Adami dimana saja. Hal ini sudah barang pasti tidak disenangi oleh orang-orang yang bersatupadu dalam system Hindunesia . Justru itu penguasa membumi hanguskan PKI yang dikhawatiri akan menggulingkan kekuasaan mereka yang notabenenya sangat korup dan diktator. Usaha penguasa kala itu berjalan dengan lancar sekali, disebabkan "para ulama" bersama tentara dan polisi sebagai kuku besinya, mendukung secara proaktif atas program penguasa tersebut.
Awaluddin sangat beralasan ketika mengatakan sesungguhnya tidak ada ulama di Acheh, kenapa mereka membanggakan sejarah masa lalunya. Secara analisis Awaluddin takterkalahkan anty Thesisnya. Kemungkinan besar akan banyak orang Acheh yang akan stress, andaikata dialog ini berlangsung terus. Alhamdulillah al qubra memiliki kacamata lainnya disamping kacamata analisis, yaitu kacamata Islam Ideologis. Kalau hanya sekadar mampu menganalisa tapi tidak memiliki kemampuan ideologis Islami, kita akan berkesimpulan bahwa Marxist-Sosialis lebih unggul daripada Islam, sebagaimana diyakini Alauddin Ziyadovich Umarov itu. Hal ini kemungkinan besar akan bermunculan serangan buat Alauddin secara fanatik buta.
Penguasa Indonesia mendapat supportnya para ulama gadongan kala itu disebabkan komunis itu tidak percaya adanya Tuhan sebagaimana kepercayaan Alauddin Ziyadovich Umarov sampai muncul judul tulisannya: "Hidup Terhormat Tanpa Tuhan" Ada hal yang belum terdeteksi oleh Alauddin bahwa yang berhadapan dengan Markis Sosialis itu bukan Islam Ideologis (baca Islam Sosialis) tapi Islam hipokrit alias almunafiqun. Ketika kita berbicara Islam jangan dilihat secara parsial tapi "Kaffah". Dengan kata lain Islam itu bersystem. Hindunesia tempatnya orang-orang Islam hipokrit bersatupadu adalah bukan system Islam tapi system Thaghut Dhalim dan Hipokrit. Apabila system Islam tidak muncul tapi orang-orang Islam terlanjur hidup dalam system Taghuti, esensi Islam musnah secara evolusi, hingga kita tidak sadar lagi bahwa sesungguhnya kita tidak Islami cara berfikirnya tapi pragmatis. Kita tidaklagi termasuk dalam Islam Ideologis tapi sudah dekaden sebagaimana diperlihatkan orang-orang yang terhimpun dalam system Hindunesia dhalim dan hipokrit itu.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Siapakah yang membuat kita dekaden`? System. Ya system Taghut yang dhalim dan hipokritlah yang membuat kita dekaden. Semenjak dari Sukarno sampai dewasa ini system Taghutilah yang membentuk idiology prag matis. Hal ini bukan saja terjadi di Jawa tapi njuga di Acheh - Sumatra, tanah tumpah darahnya Thayeb Adami itu. Dalam analisis seperti inilah kita mampu berpikir bahwa di Acheh mulai dari organisasi massa dan politik seperti Muhammad diah, NU, Perti, Masyumi, HMI, PII dan semacamnya termasuk juga yang berpenampilan premanisme seperti KNPI, AMPI, PKPPI, Pemuda Pancasil, milisi madein Tentara dan polisi Hendon merupakan lembaga pembodohan masyarakat sebagaimana dikatakan Edy L Suhery dalam sebuah attachmentnya yang berjudul :"Sekolah Bodoh". Sayangnya Eddy L Suhery keliru ketika hanya menampilkan Emh Ainun Nadjib untuk mensup port Thesisnya itu. Disini secara tidak sadar Eddy L Suhery terperangkap kedalam lobang yang sama. Sementara beliau mampu menganalisa kelirunya pengorbitan Raden Anjeng Kartini diatas Cutnyak Dhien tapi tidak mampu menganalisa bahwa Tjutnyakdhien juga tidak jauh berbeda dibandingkan Kartini dimana tidak Islami penampilannya. Disini Eddy L Suhery terperangkap dalam keachehan bukan Islami atau Islam Ideology.
Sekali lagi, System Taghut yang dhalim dan hipokritlah yang membuat orang Islam diseluruh Nusantara dan juga secara Internasional menjadi Dekaden. Maka tidak heran ketika SKBT dicanangkan di Acheh muncul berbagai penipuan sebagaimana disindir Alauddin. Mereka sudah dikondisikan penguasa Taghut dalam ekonomi lemah dan hal ini jugalah yang membuat mereka berduyun.- duyun menyambut cangkul cap buaya yang didistribusikan para kader PKI kala itu. Dan hal inilah yang membuat mereka akhirnya melayang kepalanya.sebagai korban persekongkolan penguasa zalim dan ulama gadongan (baca persekongkolan "Fir-aun", "Karun" dan "Bal-am")
Benar PKI tidak percaya adanya Tuhan yang membuat ulama gadongan itu memihak penguasa. Namun ulama gadongan itu tidak mampu berfikir dimana penguasa zalimlah sesungguhnya yang membuat rakyat jelata terperangkap kepada ajaran Markis - Sosialisnya Thayeb Adami di Acheh. Alasannya Markis Sosialis jauh lebih unggul kalau dibandingkan Islam Hipokritis (baca penguasa Zalim plus ulama gadongan tersebut) Inilah yang dimaksudkan Alauddin bahwa orang yang mengaku adanya Tuhan lebih terjejas sepakterjangnya kepada Tuhan dibandingkan orang yang tidak mengaku adanya Tuhan. Kondisi seperti ini dapat kita saksikan di Iran jaman Syah Rezda Palevi. Akibat melihat sepakterjang penguasa Zalim plus ulama palsu demikian menyebalkan membuat mereka berkesimpulan justru Markis Sosialislah yang benar, bukan Islam. Mereka sepertinya tidak mampu memahami bahwa itu bukan orang Islam tapi manusia-manusia yang sekedar mengaku Islam dengan hanya bermodalkan "Dua Kalimah Syahadah" tanpa memahami esensinya. Justru itulah Ideologynya adalah Nol Nol yang menganga. Ketika itu mereka berduyun-duyun masuk Komunis atau Atheis. Tapi alhamdulillah kemunculan Ayatullah Khomaini, DR Ali Syari'ati dan Murtadha Mutahhari cs untuk mendefinisikan Islam kembali atau menampilkan Islam yang sesungguhnya, membuat mereka kembali menjadi Monotheis setelah terlanjur masuk Atheis beberapa lama.
Sehubungan dengan itu di Prancis juga terjadinya Revolusi yang juga akibat sepakter jang ulama-ulama palsu plus penguasa, menampilkan sepakterjang yang hipokrit. Mereka senantiasa mengatakan bahwa untuk menjadi manusia yang saleh, kita tidak boleh kawin supaya cinta kita semata-mata kepada Tuhan. Untuk itu mareka juga mengatakan bahwa manusia tidak boleh makan binatang berdarah. Alasannya akan memicu sexualitas hingga cinta kita beralih kepada lawan jenis. Mereka menganjur kan agar manusia makan buah-buahan, sayur-sayuran dan telur-teluran. Ironisnya para agamawan tersebut makan daging secara sembunyi-sembunyi. Akibatnya mereka juga berzina di relung-relung gereja.
Akibat sepakterjang yang hipokrit itu, para intelektual akhirnya berontak. Sebahagian mereka beralih kepada Markist Sosialis atau Atheis, sementara yang lainnya tetap per caya pada Tuhan. Mereka pada mulanya menemui ajaran 'Isa bin Maryam murni diba wah pimpinan Martin Luther. Komunitas pencetus Revolusi Perancis tersebut akhir nya terkenal denga istilah 'Kristen Protestant'. Para intelektual yang mantap Ideology itulah yang mencetuskan Revolusi. Alauddin, boleh jadi memiliki suatu target tertentu melalui atythesisnya itu dan boleh jadi juga sebagaimana pepatah Acheh berikut ini: "Meunje jaga pura - pura tjok gapu, minje teungeut keukeurandam djipeuplueng" . Maksudnya kalau ada tanggapan yang tercerahkan untuk meluluhlantakkan antithesisnya itu, beliau akan mengatakan: Oo itu kan ngetest samapai dimana kemampuan orang Acheh tapi kalau tidak ada yang mampu meluluhlantakkan, beliau akan bersikukuh sebagaimana antithesisnya itu.
Prediksi Muhammad Al Qubra sepertinya ada target yang lebih systematis lainnya dari kemunculan antithesis tersebut. Dimana mana sering terjadi, penguasa memain kan peranan yang cukup dominan ketika kritikan bertubi - tubi menghantam penguasa zalim dan hipokrit. Tanpa disadari orang ramai, penguasa berhasil membungkam serangan - serangan tersebut dengan mengalihkan pandangan melalui atithesis seumpama yang dicetuskan Alauddin tersebut. Sepak terjang penguasa Indonesia dalam meng hancurkan nasionalisme Acheh dengan memanfaatkan jaringan publikasi dan seluruh media yang ada di Acheh serta pembodohan secara systematis sebagaimana diungkap kan saudara Eddy L Suhery diatas, merupakan hambatan bagi orang Acheh untuk menggapai Esensi Islaminya, hingga mereka tetap saja bodoh dalam ber hablum minallah dan hablum minannasnya (baca ritual dan sosial) sebagai komitment Islam sejati. Justru itu al qubra patut memberikan penghargaan setinggi-tingginya buat saudara Eddy L Suhery kendatipun attachmennya itu belum begitu sempurna.
Sebelum al qubra tutup tulisan sederhana ini, tidak lupa meminta maaf kepada pihak manapun yang merasa terjejas dengan tulisan ini, teristimewa kepada orang-orang yang pernah al qubra "serang" kapan saja dan dimana saja adanya.
Muhammad Al Qubra
ACHEH - SUMATRA
Disini mencoba menampilan experimentasi pemikiran sederhana guna memberi kontribusi atas berbagai masalah keislaman dan kepapuaan guna mencapai kemaslahan bersama atas berbagai masalah sosial politik. Penawaran pemikiran lebih pada perspektif islam, yakni; berdasarkan nilai-nilai utama yang terkandung dalam dan dari sumber Al-Qur'an dan Al-Hadis, dengan intrepretasi lebih bebas sesuai konteks sosial budaya Papua.