Sabtu, 22 Ogos 2009

DIALOG ANTARA PECINTA AHLULBAYT VS YANG MENGINGKARINYA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

”YA ALLAH! MEREKA ADALAH AHLULBAYTKU,
MAKA HILANGKANLAH DOSA DARI MEREKA DAN SUCIKANLAH
MEREKA DENGAN SESUCI-SUCINYA”
(doa rasulullah yang pasti diterima)
Muhammad al Qubra
ACHEH ’ SUMATRA



Ternyata orang itu tidak mampu memahami apa yang saya maksudkan. Kemungkinan besar tertutup mata hatinya dengan buruk sangkanya terhadap ahlulbayt Rasulullah yang sebenarnya. Padahal sudah diperjelaskan dengan Hadist Al Kisa ketika hanya Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as saja yang ditutup Rasulullah dengan kain Kisa Yaman. Hal itu diperjelas lagi dengan surah Ali Imran 3:61 (ayat Mubahalah) dan juga Hadist penutupan semua pintu - pintu yang menghala ke Mesjid kecuali pintu rumah Imam 'Ali as. Nampaknya bagi sebahagian manusia benar-benar tidah mampu mengambil pelajaran. Hal itu disebabkan 'Aqidah mereka yang masih keliru (QS.56:79)

Bagi orang-orang yang jernih pikirannya mampu menarik kesimpulan bahwa ketika Rasulullah mengatakan: ”Ya Allah ! mereka adalah Ahl al-Bait aku . . . .” setelah menutupi Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as dengan kain Kisa Yaman, berarti Rasulullah mengumumkan kepada manusia bahwa hanya Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as saja yang termasuk ahlulbaytnya. Pastinya Allah sudah duluan mengetahui apa yang dinyatakan Rasullnya, pastinya apasaja yang dating dari Rasulullah berasal dari Allah sendiri. Demikianjugalah andaikata sebahagian manusia masih saja mengira bahwa para Isteri Rasulullah juga termasuk ahlulbayt yang hendak disucikan, dapat melihat dengan fakta dari doa Rasulullah ini bahwa setelah rasulullah menutub mereka berempat, lalu berdo’a: ”Ya Allah ! mereka adalah Ahl al-Bait aku maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka dengan sebersih-bersihnya”. Hal ini juga dibuktikan dengan penolakan Rasulullah terhadap permohonan Ummu Shalamah ketika minta bergabung dengannya, mengatakan: ” tetaplah engkau pada tempatnya . . . . . .”

Selanjutnya kepastian hanya Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as saja sebagai Ahlulbayt Rasulullah dibuktikan dengan ayat Mubahalah (Ali Imran 3:61). Disini kita dapat melihat kenapa Rasulullah tidak mengikut sertakan para Isterinya (Aisyah, Shalamah dan lain-lain) dalam bermubahalah itu. Pastinya dalam peristiwa itu bukan saja untuk membuktikan benarnya Agama Muhammad tapi juga sebagai ”Pengumuman” kepada manusia bahwa hanya pribadi berempat sajalah yang merupakan sebagai Representant buat manusia. Merekalah manusia teladan yang dijadikan Allah sebagai Hujjahnya terhadap manusia, kendatipun ditolah oleh orang-orang yang masih berpenyakit dalam kepalanya. Pastinya Allahlah yang menyuruh Rasululnya untuk menampilkan hanya Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as saja dalam peristiwa tersebut agar manusia dapat berfikir tentang keberadaan pribadi suci itu.

Ketika Rasulullah menginstruksikan agar semua pintu-pintu yang menghala ke Mesjid ditutup semua kecuali pintu rumah Imam Ali as, orang-orang yang benar-benar beriman juga dapat memahami dengan jelas bahwa justru pribadi berempat itu juga yang dibenarkan bebas masuk kedalam Mesjid kendatipun dalam keadaan berjunub. Hal ini membuktikan bahwa mereka itu suci lahir bathin. Merekalah yang diusucikan Allah sesuci-sucinya. Keterangan yang membuktikan keberadaan mereka para Ahlulbayt Rasulullah bukanlah hanya pada tiga tempat yang telah saya kemukakan itu tapi masih banya lagi, misalnya pada hadist Bahtera: "Sesungguhnya perumpamaan Ahlul Baitku di sisi kalian bagaikan bahtera Nabi Nuh di sisi kaumnya. Siapa yang ikut selamat dan yang tertinggal akan tenggelam." (Mustadrak al-Hakim jil. 3 hal. 151; Yanabi' al-Mawaddah hal. 30,370; as-Shawaâ'iq al-Muhriqah hal. 184,234.). Kemudian juga Hadist Pintu Pengampunan: "Dan sesungguhnya perumpamaan Ahlul Baitku di sisi kalian bagaikan Pintu Pengampunan bagi Bani Israel. Siapa yang memasukinya maka dia akan diampuni." (Lihat Is'afar-Raghibin danJami' as-Shagir)

Betapa lugunya orang itu ketika mengatakan bahwa ahlulbayt Rasulullah termasuk seluruh orang-orang yang beriman. Ternyata mereka itu tidak mampu memahami maksud saya yang begitu jelas ketika saya katakana secara Idiolgy atau Aqidah yang berakibat sangkaannya merembes kepada orang-orang diluar jalur Ahlulbayt. Hal ini sesuai dengan sangkaan mereka yang selalu mereka lakukan selawat bukan saja kepada Ahlulbayt Rasulullah tetapi juga kepada para sahabat. Rupanya mereka terkecoh dengan hadist palsu bahwa para sahabat itu umpama bintang-bintang. Mereka tidak mengetahui kalau hanya sebahagian kecil saja para sahabat yang merupakan sebagai bintang-bintang, dimana sebahagian lainnya senantiasa menentang Rasulullah sendiri sebagimana yang diperlihatkan oleh Umar, Usman dan Abubakar cs.

Orang itu juga tidak memahami kalau kukatakan Aqidah itu sama dengan Ideology Mungkin disebabkan Ideology itu berasal dari bahasa Ingeris, orang itu mengira Ideology itu buatan manusia yang berkenotasi negatif. Politik itu juga berasal dari Barat atau Yunani. Tapi ketika kita katakan politik Islam, itu berarti Siasah Fatanah, yaitu Politik Rasulullah. Ketika orang itu mengira saya menjerat leher sendiri, terbukti betapa fanatik butanya orang itu sehingga membuat matanya kabur tak dapat memahami apa yang kumaksudkan, Ya allah betapa lugunya hambamu yang satu ini.
Untuk itu telusurilah sekali lagi tulisanku itu:

Aqidah adalah bahasa Arab sedangkan Ideology adalah bahasa Inggeris, keduanya merupakan flatform atau asas tempat seseorang bergantung atau berpijak dalam Hidupnya didunia ini. Andaikata seseorang berpegang teguh benar-benar pada Al Qur-an, berarti flatformnya atau dasar tempat berpijaknya adalah Al Qur-an. Dengan kata lain berarti orang tersebut menggunakan Al Qur-an sebagai deologynya atau berIdeology Al Qur-an. Realitanya banyak orang yang berediology Pancasila, tapi menggunakan Al Qur-an hanya sebagai bahan bacaan untuk orang mati, untuk memperoleh pahala, bahan Musabaqah dan seni Kaligrafi. Yang jelas orang tersebut tidak menggunakan Al Qur-an sebagai Ideology atau Aqidah. Selanjutnya dapat dipahami bahwa Idiology Syi’ah atal ’Aqidah Syiah tentu berbeda dengan ’Aqidah atau Ideology Sunni. Ideology Syiah menggunakan Al Qur-an dan Ahlulbayt sebagai platformnya sementara Ideology Sunni menggunakan Al Qur-an dan Hadist Nabi sebagai platformnya. Ahlulbayt Rasulullah bagi Syi’ah selain berfungsi untuk mendampingi Al Qur-an agar tidak salah tafsir, juga merupakan filter untuk menjaga agar hadist Nabi tidak dipalsukan. Sedangkan bagi Sunni tidak memiliki filter untuk menjaga kemurnian Sunnah Rasulullah kecuali dengan menggunakan istilah sahehnya Kitab Bukhari - Muslim, hingga siapapun yang merasa dirinya berkemampuan boleh saja menafsirkan Al Qur-an sebagimana yang dilakukan oleh orang itu.

Orang itu keliru 180 derajat ketika mengatakan bahwa ahlulbayt Rasulullah itu termasuk seluruh orang yang beriman. Untuk memudahkan pemahaman saya umapamakan seperti berikut: Secara loghat ahlulbayt itu terdiri dari seorang Suami dan beberapa orang Isteri serta beberapa orang anaknya. Jadi hanya terbatas kepada Suami Isteri plus anak-anaknya saja, tidak termasuk orang lain. Secara Ideology atau ’Aqidah tentunya ada diantara anak-anak itu atau Isteri-isteri itu yang tidak dapat dianggap sebagai anggota ahlulbayt atau keluarga, disebabkan tidak tundukpatuh kepada Allah dan Rasulnya (keliru’Aqidahnya). Contohnya Kan’an anak Nabi Nuh yang dinyatakan Allah bukan anaknya. Pastinya dalam keluarga Rasulullah juga ada orang yang karakternya relatif sama dengan anak Nabi Nuh tersebut Jelasnya diantara Isteri-isteri Nabi Muhammad itu ada yang bukan Isterinya menurut kaca mata Al Qur-an atau menurut Allah sendiri. Jangankan orang yang relatif sama dengan Kan’an, Ummu Shalamah saja yang pasti termasuk orang yang beriman atau benar Aqidahnya sesuai ketearangan Rasulullah sendiri, tidak termasuk dalam golongan Ahlulbayt. Justru itulah ketika Rasulullah memasukkan Imam ’Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as kebawah kain kisa Yaman tidak membenarkan Ummu Shalamah bersama mereka dengan sabdanya kamu tetap ditempatmu dalam kebaikan.

Bagi orang yang ’arif tentu dengan mudah dapat mengambil kesimpulan yang benar kenapa dalam ayat Mubahalah Rasulullah tidak membawa Isteri-isterinya untuk ikut serta, kecuali pribadi yang berempat itu saja. Hal ini diperjelas lagi ketika Rasulullah mengintruksikan agar semua pintu-pintu yang menghala ke Mesjid ditutup semua kecuali pintu Imam ’Ali as dimana didalamnya hanya pribadi yang berempat tadi juga. Kalau orang itu masih tidak mapu memahami bahwa justru pribadi berempat saja yang telah disucikan Allah sesuci-sucinya, melalui tulisan ini saya minta kepada orang itu agar:

1. Sila kemukakan mana dosa Imam Ali as, Fatimah Az Zahara, Imam Hassan dan Imam Hussein as, baik yang besar maupun yang kecil.

2. Silakan kemukakan mana pribadi yang lain yang patut diikuti dan diteladani setelah Rasulullah.

3. Silakan sebutkan nama-nama Imam anda yang anda imani dan ikuti setelah Rasulul lah mulai dari pertama sampai zaman sekarang ini. Kalau ini tidak dapat anda jawab, tak usahlah membantah kalau hanya pribadi berempat saja sebagai Ahlulbayit Rasulul lah yang di sucikan Allah sesuci-sucinya.

Demikianlah para pembaca sekalian semoga Allah memberi hidayah kepada kita seka lian sehingga tidak mengalami nasib yang sial ketika menghadapi sakratul maut seba gaimana dialami Abubakar dan Umar cs. Aamin ya Rabbal ‘alamain (Baca: Akhirnya Kutemukan Kebenaran)


Billahi fi sabililhaq
Muhammad Al Qubra
ACHEH - SUMATRA



Disini mencoba menampilan experimentasi pemikiran sederhana guna memberi kontribusi atas berbagai masalah keislaman dan kepapuaan guna mencapai kemaslahan bersama atas berbagai masalah sosial politik. Penawaran pemikiran lebih pada perspektif islam, yakni; berdasarkan nilai-nilai utama yang terkandung dalam dan dari sumber Al-Qur'an dan Al-Hadis, dengan intrepretasi lebih bebas sesuai konteks sosial budaya Papua.