Komunitas Papua - Sehubungan dengan tercegahnya "sementara" aspirasi Papua Merdeka di senat Amerika Serikat, yang sementara pihak pemerintah Republik Indonesia "bersuka cita" atas keberhasilan lobby mereka saat ini. Tidaklah berarati "berduka hati" atau patah semangat bagi bangsa Papua. Sebab dimanapun kebenaran akan terbukti menang, artinya saya ingin mengatakan bahwa besok, lusa atau nanti Bangsa Papua akan tetap memperoleh Kemerdekaanya adalah sesuatu yang pasti, atau Papua tetap akan Merdeka dan lepas dari Penjajahan NKRI adalah suatu keniscayaan (natural law).
Barangkali tulisan ini bukan hanya sekedar menghibur, akan tetapi ingin memperjelas sedikit, bahwa secara taktis Amerika untuk sementara boleh saja menghapus agenda mereka atas masalah kita (tentang Papua), namun kita harus tahu bahwa semuanya berdasarkan kepentingan sementara pemerintahan yang berjalan.
Disamping itu sesungguhnya yang paling penting bagi kita saat ini adalah bagaimana upaya rekonsiliasi serta konsolidasi berbagai friksi dan faksi, sehingga anak-anak bangsa Papua bergerak dalam satu soliditas yang padu. dibawah satu payung dengan menghilangkan berbagai dikotomis yang ada antara lain; antara orang gunung dan orang pesisir, antara orang tanah besar dan orang pulau, antara berbagai pemeluk agama,dan terakhir antara penduduk asli dan pendatang atau anak keturunan.
Mengapa? Karena itu adalah potensi kekuatan kita.Dengan demikian adalah penting untuk segera mengakhiri dikhotomi yang bisa dapat menyebabkan potensi komflik internal antar kita, yang itu dapat mengakibatkan terciptanya insoliditas antara kita di Papua saat ini.
Disamping itu potensi sosial politik dalam berbagai dimensinya harus tetap dijaga agar tetap harmonis, mengingat katarakter boulding yang disebut dengan nasionalisme yang demokratis dapat diletakkan dari dasar fundamentalnya adalah pluralisme yang kita miliki saat ini.
Penulis yakin dan percaya bahwa semua potensi anak bangsa Papua kini sedang menempuh pendidikan diberbagai jenjang baik di Papua sendiri maupun di daerah lain Indonesia akan terus bergerak dalam skala yang lebih padu dan kompak sebagai konsekuensi logis akan sikap dan daya kritismenya sebagai orang-orang terpelajar. Dan itu akan mendorong percepatan proses pelepasan Papua dari politik aneksasi Indonesia atas tanah Papua dalam waktu yang akan datang.
Dengan aksi terus-menerus nantinya akan lebih cepat mendorong untuk keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI. Hanya saja untuk kedepan anak-anak bangsa Papua yang penting diperhatikan adalah bahwa kesatuan dan persatuan sikap kompak berbagai latar belakang yang sudah ada ini terus dijaga kekompakannya. Karena itu sebagai kunci kesuksesan nantinya bagi kita.
Dan untuk membangun masyarakat yang maju, beradap dan demokratis kita bukan saja harus menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Papua yang beraneka ragam latar belakang dan peradaban tetapi adalah suatu hukum sosial dalam konteks zaman manapun dan dunia negara apapun adalah niscaya adanya keanekaan penduduk bila ditinjau dari berbagai aspeknya.
Yang Paling dikhawatirkan penulis saat ini adalah kalau jika ada sebahagian teman-teman gunung yang tetap berjuang dihutan-hutan sebahagian teman teman pesisir atau pulau datang ke-Jakarta urus pemekaran atau promosi jabatan, dan sebaliknya teman-teman pendatang, bugis-buton-makasar dan imigran sipil dari Jawa malah apatis dengan orang bicara Papua M, dan mungkin teman-teman muslim merasa lebih nyaman bila dalam NKRI yang mayoritas Muslim.
Kalau sudah begini bagaimana kita bersatu dan berjuangya, untuk papua yang satu-padu dalam satu irama keharmonisan Papua yang demokratis? Yang jelas jaminan penulis adalah bahwa biarpun tidak oleh kita, anak kita, cucu kita, anak cicit kita sampai seterusnya, atau sampai kapanpun Papua pasti akan Merdeka lepas dari NKRI adalah hukum alam (natural law). Jadi kita tidak harus selamanya berharap pada orang lain (negara
Bukan Amerika yang buat kita Merdeka. Ingat !!! 'Tuhan tidak merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mau merubah nasibnya sendiri'. Kuncinya hanya satu, Persatuan dan Kesatuan antar komponen Komunitas Papua yang solid dan padu.
Barangkali tulisan ini bukan hanya sekedar menghibur, akan tetapi ingin memperjelas sedikit, bahwa secara taktis Amerika untuk sementara boleh saja menghapus agenda mereka atas masalah kita (tentang Papua), namun kita harus tahu bahwa semuanya berdasarkan kepentingan sementara pemerintahan yang berjalan.
Disamping itu sesungguhnya yang paling penting bagi kita saat ini adalah bagaimana upaya rekonsiliasi serta konsolidasi berbagai friksi dan faksi, sehingga anak-anak bangsa Papua bergerak dalam satu soliditas yang padu. dibawah satu payung dengan menghilangkan berbagai dikotomis yang ada antara lain; antara orang gunung dan orang pesisir, antara orang tanah besar dan orang pulau, antara berbagai pemeluk agama,dan terakhir antara penduduk asli dan pendatang atau anak keturunan.
Mengapa? Karena itu adalah potensi kekuatan kita.Dengan demikian adalah penting untuk segera mengakhiri dikhotomi yang bisa dapat menyebabkan potensi komflik internal antar kita, yang itu dapat mengakibatkan terciptanya insoliditas antara kita di Papua saat ini.
Disamping itu potensi sosial politik dalam berbagai dimensinya harus tetap dijaga agar tetap harmonis, mengingat katarakter boulding yang disebut dengan nasionalisme yang demokratis dapat diletakkan dari dasar fundamentalnya adalah pluralisme yang kita miliki saat ini.
Penulis yakin dan percaya bahwa semua potensi anak bangsa Papua kini sedang menempuh pendidikan diberbagai jenjang baik di Papua sendiri maupun di daerah lain Indonesia akan terus bergerak dalam skala yang lebih padu dan kompak sebagai konsekuensi logis akan sikap dan daya kritismenya sebagai orang-orang terpelajar. Dan itu akan mendorong percepatan proses pelepasan Papua dari politik aneksasi Indonesia atas tanah Papua dalam waktu yang akan datang.
Dengan aksi terus-menerus nantinya akan lebih cepat mendorong untuk keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI. Hanya saja untuk kedepan anak-anak bangsa Papua yang penting diperhatikan adalah bahwa kesatuan dan persatuan sikap kompak berbagai latar belakang yang sudah ada ini terus dijaga kekompakannya. Karena itu sebagai kunci kesuksesan nantinya bagi kita.
Dan untuk membangun masyarakat yang maju, beradap dan demokratis kita bukan saja harus menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Papua yang beraneka ragam latar belakang dan peradaban tetapi adalah suatu hukum sosial dalam konteks zaman manapun dan dunia negara apapun adalah niscaya adanya keanekaan penduduk bila ditinjau dari berbagai aspeknya.
Yang Paling dikhawatirkan penulis saat ini adalah kalau jika ada sebahagian teman-teman gunung yang tetap berjuang dihutan-hutan sebahagian teman teman pesisir atau pulau datang ke-Jakarta urus pemekaran atau promosi jabatan, dan sebaliknya teman-teman pendatang, bugis-buton-makasar dan imigran sipil dari Jawa malah apatis dengan orang bicara Papua M, dan mungkin teman-teman muslim merasa lebih nyaman bila dalam NKRI yang mayoritas Muslim.
Kalau sudah begini bagaimana kita bersatu dan berjuangya, untuk papua yang satu-padu dalam satu irama keharmonisan Papua yang demokratis? Yang jelas jaminan penulis adalah bahwa biarpun tidak oleh kita, anak kita, cucu kita, anak cicit kita sampai seterusnya, atau sampai kapanpun Papua pasti akan Merdeka lepas dari NKRI adalah hukum alam (natural law). Jadi kita tidak harus selamanya berharap pada orang lain (negara
Bukan Amerika yang buat kita Merdeka. Ingat !!! 'Tuhan tidak merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mau merubah nasibnya sendiri'. Kuncinya hanya satu, Persatuan dan Kesatuan antar komponen Komunitas Papua yang solid dan padu.